Pelatihan Aktivis Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM)
Selama dua hari (13 dan 14/5/2019) di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPM dan D) dilaksanakan pelatihan aktivis PATBM. Kegiatan ini merupakan implementasi dari kerjasama antara Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan DP3AKBPM dan D terkait dengan penelitian/riset PSW UGM untuk mencari model/bentuk perlindungan anak dari berbagai jenis kekerasan yang implementatif berbasis masyarakat.
Kerjasama antar PSW UGM dan DP3AKBPM dan D ini telah berjalan selama 3 (tiga) tahun, dan 2019 adalah tahun terakhir, kajian ini merupakan program riset dari UGM dengan prioritas pilihan yang berpihak pada penanganann masyarakat rentan, anak adalah bagian dari masyarakat rentan terutama bila dihubungkan dengan kasus kekerasan yang sering terjadi terhadapnya. Desa Patuk menjadi pilot project wilayah pengembangan dengan mengadopsi model yang telah disusun sebelumnya. Yaitu Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat yang telah dikembangkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu Desa Kemadang dan Desa Ngalang.
Pelatihan aktivis PATBM selain menghadirkan 10 orang dari lokasi pilot Project PSW UGM yaitu Desa Patuk Kecamatan Patuk, diikuti pula oleh 10 orang dari Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari, dengan harapan bahwa model perlinduingan anak ini akan segera direplikasi oleh Desa-Desa yang lain. Dengan naras umber dari Fasilitiator PATBM Pusat dan dari Fasilitator PATBM DIY.
Hadir dalam pembukaan pelatihan, Ir. Harsoyo, M.Ext. Ed sebagai anggota Tim Peneliti sekaligus mewakili Kepala PSW UGM menyampaikan bahwa masih tingginya angka kekerasan terhadap anak menjadikan keprihatinan dan ini menunjukkan lemahnya system perlindungan anak. Oleh karena itu perlu komitmen dari semua pihak dalam upaya mencari bentuk perlindungan anak yang tepat. Berbagai upaya perlindungan terhadap anak lebih banyak diberikan pada saat setelah anak menjadi korban atau kekerasan telah menimpa anak, sementara upay-upaya untuk pencegahannya masih sangat kurang. Oleh Karena itu bentuk pencegahan ini yang perlu dikembangkan, peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan ini sangat diharapkan menjadi ujung tombak sehingga perlu dilakukan pelatihan dari perwakilan masyarakat untuk melakukan perlindungan anak di wilayahnya.
Sementara di tempat terpisah Sujoko S.Sos, M.si, Kepala DP3AKBPM dan D menyampaikan terimakasih kepada PSW UGM atas kerjasama yang telah terkjalin selama ini, diharapkan dengan pelatihan ini nantinya akan segera di sebar luaskan ke desa-desa yang lain sehingga PATBM akan bisa terbentuk disetiap desa sehingga akhirnya kekerasan terhadap anak dapat dieliminir (rumiha/PPPA)
Berita Terkait
- Kampung KB Teratai Tileng Girisubo Wakili Gunungkidul Dalam Lomba Penguatan KKB
- Penutupan TMMD ke-119 Sengkuyung Tahap I Tahun Anggaran 2024
- Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Kalurahan di Kapanewon Karangmojo
- BIMTEK Pengelolaan Aset Milik Kalurahan Tahun 2024
- Audit Kasus Stunting Kabupaten Gunungkidul Tahun 2024