Perempuan dan Ketahanan Pangan
Peran perempuan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga dimasa pandemik covid 19 setidaknya terbagi dalam tiga hal:
pertama, kemampuan untuk mengatur ekonomi keluarga sehingga mampu untuk membeli kebutuhan pangan. Pepatah mengatakan tidak boleh besar pasak daripada tiang (pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan).
Kedua, kreatifitas perempuan dalam melakukan diversifikasi panggan yg ternyata juga dipengaruhi kondisi alam dan sosial budaya di sekitarnya.
contohnya dalam penyimpanan ketela menjadi gaplek di Gunungkidul.
Ketiga, kreatifitas untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam tanaman pangan. Para ibu yang tinggal di pedesaan biasanya akan memanfaatkan tanah di sekitar rumahnya untuk menanam bermacam kebutuhan pangan. Ketela, cabe, sayuran, bumbu dapur, dan palawija biasanya ditanam di sekitar rumah untuk menunjang pangan keluarga. Mereka yang tinggal di perkotaan dengan lahan perumahan yang sempit bisa memanfaatkan pot untuk menanam beragam sayuran yang bermanfaat bagi keluarga.
Upaya memanfaatkan lahan kosong juga bisa dikelola di tingkat rukun tetangga. Ibu-ibu anggota PKK memiliki program untuk menunjang pangan keluarga. Selain tanaman pangan lahan kosong juga sering dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat keluarga. Model kreatifitas yang dilakukan secara serentak di berbagai tempat bermanfaat untuk mendayagunakan potensi dalam menjaga ketahanan pangan di tengah pandemik saat ini.
Tindakan nyata tersebut berguna untuk memberikan contoh, memberikan motivasi dan membangkitkan semangat generasi muda agar mau terjun ke bidang pertanian yg masih sangat besar potensinya..
Foto :
Lahan dilokasi HATINYA PKK Gading
Berita Terkait
- Rapat Koordinasi Rembuk Stunting Tahun 2024
- Rapat Kerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kapanewon dan Lurah se-Kabupaten Gunungkidul Tahun 2024
- Kampung KB Teratai Tileng Girisubo Wakili Gunungkidul dalam Lomba Penguatan KKB
- Syawalan Keluarga Besar DPMKP2KB
- ujicoba