Audit Kasus Stunting Kabupaten Gunungkidul Tahun 2024

Kamis (22/2), Bertempat di Ruang Rapat DPMKP2KB diselenggarakan pertemuan Audit Kasus Stunting (AKS) yang dihadiri Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, S.Kom, M.Si. Pada acara dimaksud Wakil Bupati Gunungkidul sebagai Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Gunungkidul menyampaikan penegasan agar intervensi Stunting dilakukan sinergi dari berbagai pihak.

Dari Sekretariat Satgas Stunting DPMKP2KB hadir Ahmad Afandi, SH.

Adapun Materi disampaikan Tenaga Ahli (TA) Satgas Stunting, Erlando dengan lokus AKS Tahun 2024 yaitu Kalurahan Tepus Kapanewon Tepus dan Kalurahan Karang Asem Kapanewon Paliyan.

Kalurahan Tepus menjadi lokus berdasarkan hasil verval PK21 yang dilaksanakan di tahun 2023 memiliki jumlah keluarga berisiko stunting tingkat kabupaten tertinggi, sedangkan Kalurahan Karang Asem diambil karena masuk dalam salah satu SK lokus penanganan stunting. Link materi: http://tinyurl.com/RakorAKSGK

Disampaikan oleh ibu Catharina dari Universitas Gunungkidul (UGK) tentang kesiapan dalam melakukan audit kasus Stunting.

Dari Bagian Kesmas Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Diah Prasetyorini, M.Sc menyampaikan pada tahun 2024 masih mendapatkan alokasi PMT dari dana alokasi khusus non fisik biaya operasional kesehatan/DAK NF BOK untuk Bumil dan Balita.

Bagian Kesra Setda yang dihadiri oleh Noor Faizah, SKM, MPH dari Tim Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan menyampaikan tentang pentingnya replikasi dari hasil audit kasus Stunting tahun sebelumnya ke masyarakat, karena tujuan utama adalah percepatan penurunan Stunting (PPS). Untuk lebih menjangkau masyarakat luas replikasi hasil audit kasus Stunting dapat disampaikan dengan bahasa yang lebih umum misalnya berupa film dokumenter pendek atau buku saku (eBook). Strategi utama PPS adalah agar tidak ada kasus Stunting baru baik dari bayi lahir Stunting maupun balita sehat yang menjadi stunting. Apabila Total Fertility Rate (TFR) rendah, maka akan paralel dengan jumlah kasus Stunting baru dari kelompok usia bayi baru lahir yang rendah pula. Pola asuh tidak hanya menyasar orang tua namun juga pengasuh balita (bisa nenek, bedhe, tante, kakak, dll.) juga sebagai sasaran. Resiko tertinggi adalah kehamilan 4T terutama terlalu tua (lebih 35 tahun) dan terlalu banyak anak.

Dari Puskesmas Paliyan sebagai lokasi sasaran audit kasus stunting tahun 2024 disampaikan dr. Lucilla Mintati tentang perlunya intervensi dalam percepatan penurunan Stunting awal sebelum kehamilan yaitu sejak catin diantaranya dengan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada Remaja Putri (rematri) dan konsumsi gizi seimbang dengan kandungan protein hewani yang tinggi.

Disampaikan oleh Siti Fatimmatuzzahro, A.Md dari Bappeda Gunungkidul pentingnya menyampaikan perlunya ketersediaan data catin serta intervensinya di aplikasi Bangda Kemendagri dan diintensifkan komunikasi data sasaran tersebut serta koordinasi dengan Kapanewon, Kalurahan, Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan kader.

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

240079

Pengunjung Hari ini : 567
Total pengunjung : 240079
Hits hari ini : 4203
Total Hits : 1424893
Pengunjung Online : 10

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Kominfo?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID

https://biologi.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/toto-slot/ https://biologi.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/slot-thailand/ https://biologi.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/slot88/ https://matematika.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/sgacor/ https://matematika.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/sthai/ https://jerman.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/stoto/