Tips Agar Lansia Terhindar Dimensia
oleh Sabrur Rohim, SAg, MSI, (PKB Girisubo sekaligus salah satu ustaz di PP Al Hikmah Karangmojo, Gunungkidul), yang menyampaikan materi tentang dimensi spiritual lansia. Dimensi ini merupakan salah satu dari 7 dimensi lansia yang musti dibangun oleh kader, oleh keluarga (yang punya lansia), atau oleh lansia sendiri dalam rangka membentuk pribadi lansia yang tangguh dan mandiri juga produktif.
Dalam paparannya, Sabrur pertama-tama mengaitkan lansia dengan merebaknya kasus bunuh diri di Gunungkidul yang per 24 September itu angkanya sudah lumayan banyak, yakn 26 kasus, itu saja yang terlaporkan. Dikatakan Sabrur, bahwa dalam kasus bunuh diri setidaknya ada 3 segmen yang berisiko melakukan bunuh diri, yakni:
(1) lansia yang hidup sebatang kara,
(2) orang dengan penyakit menahun, serta
(3) orang yang gagal melakukan percobaan bunuh diri.
Oleh karena itu, Sabrur berharap hendaknya para kader BKL di Kampung KB mendata potensi lansia di wilayahnya masing-masing, dan jika ditemukan lansia yang hidup sebatang kara, apalagi jika kebetulan juga menderita penyakit degeneratif yang relatif lama, maka mereka menjadi segmen yang perlu perhatian intensif dari para kader. Kita harus rajin dan tekun bersosialisasi, ngeruhke (Jawa), untuk mengangkat eksistensi mereka sehingga bisa menjalani hidup dengan penuh makna; mereka merasa dihargai, dimanusiakan, sehingga eksistensinya terangkat.
Penguatan dimensi spiritual pada lansia, lanjut Sabrur, adalah bagaimana memberi pengertian kepada lansia tentang tujuan hidup sejati, tentang sangkan paraning dumadi, bahwa kita semua manusia berasal dari Tuhan dan pada akhirnya suka atau tidak akan kembali kepada Tuhan, Allah SWT. Dengan kesadaran dan wawasan seperti ini, harapannya lansia akan selalu bersikap tawakal, pasrah kepada Allah, tetap produktif dan mendekatkan diri kepada Allah, dan tidak takut dan khawatir akan adanya kematian, karena toh semua akan mati, dan yang terpenting adalah bagaimana setiap manusia menyiapkan dirinya.
Sabrur juga menyampaikan tips, bagaimana meningkatkan daya ingat lansia. Tips ini bersumber dari khazanah keagamaan (Islam). Caranya, lansia disarankan agar menghapalkan ayat-ayat suci sebagai zikir atau wirid harian. Tidak harus surat-surat panjang, cukup yang pendek-pendek saja, kata Sabrur. “Banyak studi membuktikan, bahwa menghapalkan ayat-ayat Alquran, surat-surat pendek, mencegah lansia dari kepikunan. Ini masuk akal, karena dengan menghapal, otak akan bekerja secara aktif, sehingga kita bisa terhindar dari dimensia.
Untuk mewujudkan lansia yang tangguh, dukungan dari lingkungan atau keluarga juga tidak kalah penting, lanjut Sabrur. Dalam perspektif keagamaan, berbakti kepada orangtua adalah amalan utama. Maka keluarga yang di rumahnya ada lansia harus memahami ini. Kader harus menekankan hal ini, yakni pentingnya menghormati dan menyayangi orangtua. Ridha Allah ada pada ridha orangtua, dan murka Allah ada pada murka orangtua. Durhaka kepada orangtua adalah dosa besar kedua setelah syirik (menyekutukan) kepada Allah.
Berita Terkait
- Rapat Koordinasi Rembuk Stunting Tahun 2024
- Kampung KB Teratai Tileng Girisubo Wakili Gunungkidul dalam Lomba Penguatan KKB
- Audit Kasus Stunting Kabupaten Gunungkidul Tahun 2024
- Forum Perangkat Daerah DPMKP2KB Tahun 2024
- Rapat Kerja Pokja Kampung KB Ngunut Berhasil Susun Program Kerja Tahun 2024